Selasa, 20 Januari 2015

makalah pembuatan sepatu

DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………….i
Daftar isi………………………………………..……...ii
Bab I : Pendahuluan
1.1  Latar belakang………………………………....1
1.2  Tujuan………………………………………….1
1.3  Manfaat ……..…………………………………1
Bab II : Pembahasan
2.1 Proses produksi sepatu……………………………...2-8
2.2 Pengetahuan seputar logo…………………………...9-10
2.3 Hasil jadi……………………………………………..11
Bab III : Penutup
3.1 Kesimpulan..…………………………………………12
3.2 Saran...……………………………………………….12
Daftar pustaka…………………………………………….13
       



                                                                          
BAB 1
PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang 
            Pada masa krisis, jumlah produsen sepatu olah raga di Indonesia tercatat sebanyak 170 perusahaan. Saat akhir krisis tahun 1997 jumlah tersebut berkurang menjadi 83 perusahaan. Industri sepatu di Indonesia telah mengalami kemajuan significan. Diawali dari produsen sepatu dalam negeri yang  masih dikategorikan sebagai industri kecil dengan kualitas rendah, telah berkembang  menjadi produsen sepatu skala besar yang mampu memproduksi sepatu berstandar Internasional. Hingga tahun 2011, perusahaan sepatu di Indonesia mencapai  388 perusahaan.
             Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, taraf hidup, gaya hidup, dan kesadaran masyarakat akn pentingnya kesehatan , maka permintaan sepatu olah raga ( sport shoes ) juga mengalami peningkatan.  Kondisi ini mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi sepatu olah raga. Industri sepatu nasional dalam skala besar didominasi oleh merek – merek Internasional ( branded shoes ) , seperti Adidas, Nike, Reebok, Mizuno, Puma, New Balance,  dll. Tidak berhenti sampai disini, besarnya permintaan telah mendorong tumbuhnya  merek  nasional seperti Specs, League, Tomkins, Piero, dll.
1.2 Tujuan
·         untuk mengetahui cara proses produksi sepatu
·         untuk mengetuhi merek-merek sepatu
1.3 Manfaat
·         mengetahui cara proses produksi sepatu
·         produksi sepatu akan meningkat
·         mengetahui merek sepatu yang lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN

  2.1. Proses  Produksi Sepatu
          Dalam  konstruksi sepatu, beberapa manufacture menggunakan istilah-istilah yang hampir sama yang menunjukkan elemen-elemen sepatu. Anda bisa lihat gambar berikut :

Elemen Sepatu
Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :
a.Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
  


b.Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).
                   Alur Proses Produksi Sepatu

Keterangan :
1. Upper Components Cutting
                 Manual Cutting
        Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
 2. Stitching / Sewing
                          Upper Sewing
         Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
 3. Outsole Production
Outsole
          Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah. Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
4. Insole production
                 Insole
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
   5. Stock Fitting
        Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
               Stock Fitting
6. Assembly
          Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut.
   a. Laste
             Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki digunakan laste. Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki  laste yang berbeda dengan jenis kaki orang  Eropa.
                             Laste


b. Penyatuan Upper dan Midsole
         Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan menggunakan mesin Toelast – Healast.Toelasting machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe. Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Adapula sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper dan midsole disatukan dengan cara di jahit.
Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses pemanasan / heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga mengikuti kontur permukaan laste.
Healasting Machine

Toelasting Machine
c. Treatment Upper - Bottom
        Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di Treatment  terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk membersihkan contact surface, membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
Upper-Bottom Treatment

d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
         Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit  ditreament  ( melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
          Proses  ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final product.
                               Finishing
          Keseluruhan proses Assembling, bisa dilihat dalam vidio berikut, saya menggunakan proses assembling Adidas. Beberapa tahapan tampak tidak sama dengan yang saya sampaikan, ini erat kaitannya dengan aplikasi teknologi. Semoga Vidio ini  memberikan masukan yang sangat berharga bagi praktisi, bahwa industri sepatu tidak selalu identik dengan midle teknologi, namun penggunaan high tech merupakan hal yang mungkin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi, quality, dan produktivitas.

2.2. Pengetahuan Seputar Logo Branded Shoes
             
·         Nike, Nama “Nike” Terinspirasi oleh Dewi mitologi Yunani Kuno  yaitu Nike. Logo yang berbentuk centang didesain oleh Carilyn Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di prtland State University pada tahun 1971. Logo Nike, adalah representasi dari sayap dewi kemenangan Yunani, disebut Swoosh. Sayap dewi Yunani suci dikenal untuk membawa motivasi dan kekuatan berani untuk prajurit. Logo berbentuk sayap awalnya dianggap sebagai "strip" tapi kemudian diganti dengan sebutan "Swoosh"
                  Logo Nike
·         Adidas, Logo Adidas yaitu gambar visual tiga balok miring yang menanjak. Gambar tanjakan diartikan sebagai rintangan yang akan selalu ada dan akan selalu semakin tinggi, sehingga harus pantang menyerah untuk mengatasinya.
                               Logo Adidas
·         Reebok, Logo Reebok pada gambar ini diperkenalkan pada tahun 1986. Sering disebut sebagai “Vektor”. Desainnya terinspirasi pada tanda cross check pada produk di lini produksi, yang disebut dengan stripe side – cross check. Melalui desain logo ini, Reebok ingin memberikan inspirasi agar jangan menyerah.
                      Logo Reebok
·         Fila, Logo Fila adalah salah satu logo yang paling populer yang pernah dibuat. Logo Fila hadir  sangat mencolok dan mengesankan  dengan adanya penekanan pada huruf “F” yang artistik. Logo ini menggunakan odel huruf yang saling menyambung biasa disebun Snikelike Letters yang memberikan tampilan elegan dan Futuristik. Warna merah pada huruf F memberikan kesan unik, dan mewakili vitalitas, semangat, dan gairah. Disisi lain, warna biru mewakili kepercayaan dan keandalan  Brand ini.
                                      Logo Fila
·         Mizuno, Logo ini digunakan oleh produk olahraga merek Mizuno  sejak tahun 1983, pertama kali dikenalkan oleh Divisi Atletik Mizuno. Istilah lain dari logo ini yaitu Logo Run Bird ( RB logo ).Logo ini memiliki desain 3  stripe  geometris  yang mewakili orbit tiga planet yang menggambarkan pandangan luas perusahaan dan kebebasan berpikir. Penggunaan istilah Runbird ( RB ) dalam bahasa inggris  mewakili kecepatan, kelincahan, dan kekuatan.
                                        Logo Mizuno

3.1 HASIL JADI
 










BAB III
 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam merancang suatu produk sangat diperlukan ketelitian,keterampilan,ketentuan,dan rasa percaya diri, dan tidak mudah putus asa agar hasil yang diperoleh dapat memuaskan.
Seperti beberapa jenis sepatu olah raga yang diproduksi di dunia ini yang dibuat berdasarkan kebutuhan konsumen. Saya mengambil contoh  sepatu produksi  nasional merek SPECS , terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu : Football, Futsal, Badminton, Running, Tenis.

3.2 SARAN

   Tingkatkan kualitas-kualitas sepatu yag lebih baik agar produksi sepatu meninggat di dunia internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar