DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………….i
Daftar
isi………………………………………..……...ii
Bab
I : Pendahuluan
1.1 Latar
belakang………………………………....1
1.2 Tujuan………………………………………….1
1.3 Manfaat
……..…………………………………1
Bab
II : Pembahasan
2.1
Proses produksi sepatu……………………………...2-8
2.2
Pengetahuan seputar logo…………………………...9-10
2.3
Hasil jadi……………………………………………..11
Bab
III : Penutup
3.1
Kesimpulan..…………………………………………12
3.2
Saran...……………………………………………….12
Daftar
pustaka…………………………………………….13
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada masa krisis, jumlah produsen
sepatu olah raga di Indonesia tercatat sebanyak 170 perusahaan. Saat akhir
krisis tahun 1997 jumlah tersebut berkurang menjadi 83 perusahaan. Industri
sepatu di Indonesia telah mengalami kemajuan significan. Diawali dari produsen
sepatu dalam negeri yang masih dikategorikan sebagai industri kecil
dengan kualitas rendah, telah berkembang menjadi produsen sepatu skala
besar yang mampu memproduksi sepatu berstandar Internasional. Hingga tahun
2011, perusahaan sepatu di Indonesia mencapai 388 perusahaan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, taraf hidup, gaya hidup, dan kesadaran masyarakat akn pentingnya
kesehatan , maka permintaan sepatu olah raga ( sport shoes ) juga mengalami
peningkatan. Kondisi ini mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang
memproduksi sepatu olah raga. Industri sepatu nasional dalam skala besar
didominasi oleh merek – merek Internasional ( branded shoes ) , seperti Adidas,
Nike, Reebok, Mizuno, Puma, New Balance, dll. Tidak berhenti sampai
disini, besarnya permintaan telah mendorong tumbuhnya merek nasional
seperti Specs, League, Tomkins, Piero, dll.
1.2 Tujuan
·
untuk mengetahui cara proses produksi
sepatu
·
untuk mengetuhi merek-merek sepatu
1.3 Manfaat
·
mengetahui cara proses produksi sepatu
·
produksi sepatu akan meningkat
·
mengetahui merek sepatu yang lebih baik
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Proses Produksi Sepatu
Dalam konstruksi sepatu,
beberapa manufacture menggunakan istilah-istilah yang hampir sama yang
menunjukkan elemen-elemen sepatu. Anda bisa lihat gambar berikut :
Umumnya
konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :
a.Upper
Upper
sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung
depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian
belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau
kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
b.Bottom
Bagian
bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya
orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole.
Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).
Keterangan
:
1.
Upper Components Cutting
Cutting process adalah proses
pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang
berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola-pola ( Cardsboard
patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam
proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang
disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai
dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
2. Stitching /
Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku
yang telah dipotong di cutting process kemudian dijahit yang kemudian
dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak
membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya
tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi.
Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang
selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole,
merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah. Karakteristik
outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air.
Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi
yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing
masing jenis bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis
TPR, TPU dll.Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan
injection.
4.
Insole production
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di
bawah kaki. Bahan yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat
kita mengenakan sepatu.
5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung
digunakan pada proses Assembling, namun ada juga beberapa jenis bottom yang
harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah merupakan proses kerja
yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan
outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar
phylon akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole)
dengan cara mengelem/cementing.
6.
Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu
dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa upper dan bottom digabungkan
hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi dari divisi
stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi
stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal
penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut.
a. Laste
Saat memasuki proses assembling
Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”, dengan size yang sudah
ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki digunakan laste.
Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size
yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste
yang berbeda dengan jenis kaki orang Eropa.
b.
Penyatuan Upper dan Midsole
Beberapa sepatu yang menggunakan
Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan menggunakan mesin Toelast – Healast.Toelasting
machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe.
Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Adapula
sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena
Upper dan midsole disatukan dengan cara di jahit.
Setelah
proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses
pemanasan / heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik
sehingga mengikuti kontur permukaan laste.
c.
Treatment Upper - Bottom
Sebelum disatukan, permukaan kontak (
contact surface ) Upper dan Bottom harus di Treatment terlebih
dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk membersihkan contact
surface, membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet
(UV), cementing, dan Heating.
d.
Press
Menyatukan
bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e.
Pendinginan
Secara teoritis material upper baik
dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament ( melalui proses heating ) untuk mengikuti
kontur permukaan laste. Setelah proses penyatuan dengan bottom di mesin press.
Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan untuk
menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang
panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu
pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang melewati lorong
dengan suhu chiller.
f.
Finishing
Proses ini merupakan akhir dari
semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil produksi dan telah melewati
pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang
kemudian disimpan di gudang final product.
Keseluruhan
proses Assembling, bisa dilihat dalam vidio berikut, saya menggunakan proses
assembling Adidas. Beberapa tahapan tampak tidak sama dengan yang saya
sampaikan, ini erat kaitannya dengan aplikasi teknologi. Semoga Vidio ini
memberikan masukan yang sangat berharga bagi praktisi, bahwa industri sepatu
tidak selalu identik dengan midle teknologi, namun penggunaan high tech
merupakan hal yang mungkin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi, quality,
dan produktivitas.
2.2. Pengetahuan
Seputar Logo Branded Shoes
·
Nike, Nama “Nike”
Terinspirasi oleh Dewi mitologi Yunani Kuno yaitu Nike. Logo yang berbentuk
centang didesain oleh Carilyn Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di
prtland State University pada tahun 1971. Logo Nike, adalah representasi dari
sayap dewi kemenangan Yunani, disebut Swoosh. Sayap dewi Yunani suci
dikenal untuk membawa motivasi dan kekuatan berani untuk prajurit. Logo
berbentuk sayap awalnya dianggap sebagai "strip" tapi kemudian
diganti dengan sebutan "Swoosh"
·
Adidas, Logo Adidas yaitu gambar
visual tiga balok miring yang menanjak. Gambar tanjakan diartikan sebagai
rintangan yang akan selalu ada dan akan selalu semakin tinggi, sehingga harus
pantang menyerah untuk mengatasinya.
·
Reebok, Logo Reebok pada gambar ini
diperkenalkan pada tahun 1986. Sering disebut sebagai “Vektor”.
Desainnya terinspirasi pada tanda cross check pada produk di lini
produksi, yang disebut dengan stripe side – cross check. Melalui desain
logo ini, Reebok ingin memberikan inspirasi agar jangan menyerah.
·
Fila, Logo Fila adalah salah satu
logo yang paling populer yang pernah dibuat. Logo Fila hadir sangat
mencolok dan mengesankan dengan adanya penekanan pada huruf “F” yang
artistik. Logo ini menggunakan odel huruf yang saling menyambung biasa disebun Snikelike
Letters yang memberikan tampilan elegan dan Futuristik. Warna merah
pada huruf F memberikan kesan unik, dan mewakili vitalitas, semangat, dan
gairah. Disisi lain, warna biru mewakili kepercayaan dan keandalan Brand
ini.
·
Mizuno, Logo ini digunakan oleh
produk olahraga merek Mizuno sejak tahun 1983, pertama kali dikenalkan
oleh Divisi Atletik Mizuno. Istilah lain dari logo ini yaitu Logo Run Bird ( RB
logo ).Logo ini memiliki desain 3 stripe geometris yang
mewakili orbit tiga planet yang menggambarkan pandangan luas perusahaan dan
kebebasan berpikir. Penggunaan istilah Runbird ( RB ) dalam bahasa
inggris mewakili kecepatan, kelincahan, dan kekuatan.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam merancang suatu produk sangat
diperlukan ketelitian,keterampilan,ketentuan,dan rasa percaya diri, dan tidak
mudah putus asa agar hasil yang diperoleh dapat memuaskan.
Seperti beberapa jenis sepatu olah raga yang diproduksi di dunia ini yang dibuat berdasarkan kebutuhan konsumen. Saya mengambil contoh sepatu produksi nasional merek SPECS , terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu : Football, Futsal, Badminton, Running, Tenis.
Seperti beberapa jenis sepatu olah raga yang diproduksi di dunia ini yang dibuat berdasarkan kebutuhan konsumen. Saya mengambil contoh sepatu produksi nasional merek SPECS , terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu : Football, Futsal, Badminton, Running, Tenis.
3.2 SARAN
Tingkatkan kualitas-kualitas sepatu
yag lebih baik agar produksi sepatu meninggat di dunia internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar